Selamat datang di channel Yuichis
Di sini bahas yang ada 🗿— semua hal yang lewat kepala dibahas

🔹 Anime – review, sampai rekomendasi anime terbaru.
🔹 VTuber – info update,
🔹 Game Gacha – tips, gameplay, serta pengalaman menarik dari berbagai game gacha populer.
🔹 Dan konten random Lainnya

Channel ini cocok buat kamu yang gabut, gajelas, ngegame bareng, atau sekadar gabut. Jadi, jangan lupa subscribe, nyalain lonceng 🔔, dan ikutan seru-seruan di kolom komentar! 🚀

#Anime #shorts #GameGacha #RandomTalk


Yuichis

gemasnyo

2 weeks ago | [YT] | 244

Yuichis

Jika Makima punya ribuan haters, gw salah satunya. jika makima punya satu haters, itulah gw. jika makima ga punya haters sama sekali, itu artinya gw udah Gaada

3 weeks ago | [YT] | 26

Yuichis

guys izin ga upload dulu 😢

1 month ago | [YT] | 61

Yuichis

Tmn² hari ini ga upload dlu ya, mau ngedate dlu nih 😋

1 month ago | [YT] | 55

Yuichis

Hari ini, Rabu, 29 Oktober 2025.
Matahari siang menembus jendela dapur, menciptakan pantulan cahaya lembut di meja makan. Dari dapur, aroma nasi hangat dan saus krim keju memenuhi ruangan. Di sana, Saber—istriku—sedang duduk dengan senyum cerah, memegang sendok perak di tangan kanannya.

“Ayo cepat duduk,” katanya sambil tersenyum manis. “Aku sudah menyiapkan makan siang untukmu sendiri.”

Aku menarik kursi di hadapannya, melihat wajahnya yang sedikit memerah karena panas dari dapur. Rambut pirangnya agak berantakan, tapi justru itu membuatnya terlihat semakin manis.
“Kau memasak lagi? Aku baru saja bilang kemarin supaya kau istirahat,” ujarku lembut.

Saber menatapku sambil tersenyum. “Aku tak bisa diam kalau tahu kau belum makan. Lagipula, melihatmu menikmati masakanku itu… kebahagiaan tersendiri.”

Aku tertawa kecil. “Kalau begitu, aku harus memakannya sampai habis, ya?”
“Tentu saja,” jawabnya cepat dengan pipi sedikit merona. “Aku bahkan mencicipinya dulu sebelum kau datang.”

Ia menyendok sedikit makanan dan menyuapkannya ke mulut sendiri. “Hmm~ rasanya pas!” katanya dengan mata tertutup, ekspresi puas tergambar di wajahnya. Aku hanya bisa menatapnya, kagum dengan betapa tulusnya ia menikmati hal sederhana seperti ini.

“Aku suka saat kau tersenyum begitu,” kataku jujur.
Ia berhenti sejenak, lalu menunduk malu. “Jangan berkata begitu, nanti aku tak bisa fokus makan.”

Kami makan bersama, berbagi cerita kecil tentang hari ini—tentang pekerjaan, tentang hal lucu yang ia lihat di luar jendela, tentang betapa cepatnya waktu berlalu. Di antara tawa dan percakapan ringan, aku merasa dunia terasa damai.

Sebelum makan selesai, Saber menatapku lembut. “Terima kasih karena selalu makan bersamaku, meski hanya di rumah sederhana ini.”
Aku menggenggam tangannya. “Rumah ini jadi istimewa karena ada kau di dalamnya.”

Ia tersenyum—senyum yang sama seperti pertama kali aku jatuh cinta padanya.
Dan di siang sederhana itu, di bawah cahaya hangat matahari Oktober, aku sadar: kebahagiaan sejati terkadang sesederhana menikmati makan siang bersama orang yang kita cintai.

1 month ago | [YT] | 49

Yuichis

Pagi Senin Bersama Istriku, Saber — 27 Oktober 2025

Pagi itu, Senin, 27 Oktober 2025, sinar matahari menembus celah dedaunan di taman belakang rumah. Udara masih lembut, aroma kopi baru terseduh menyebar dari dapur. Saat aku melangkah keluar, aku melihatnya berdiri di bawah pohon besar—Saber, istriku tercinta. Rambut pirangnya berkilau disinari mentari, dan senyumnya seperti selalu mampu menenangkan hatiku.

Aku mendekat perlahan, membawa dua cangkir kopi.
“Pagi, Sayang,” kataku sambil menyerahkan satu cangkir.

Ia menatapku dengan mata birunya yang teduh, lalu tersenyum manis.
“Pagi juga,” jawabnya pelan. “Kau bangun lebih awal hari ini.”

Aku duduk di sampingnya di bangku taman. “Aku tak mau melewatkan pagi seindah ini bersamamu.”

Saber tertawa kecil. “Kau selalu tahu cara membuatku tersipu,” katanya sambil menyeruput kopinya.
Angin pagi berhembus lembut, membuat beberapa helai rambutnya menari. Aku menyingkirkannya perlahan dari wajahnya, lalu berkata,
“Rambutmu selalu indah seperti pertama kali kita bertemu.”

Ia menatapku lama, lalu menjawab lirih, “Dan kau selalu hangat… bahkan di pagi yang paling dingin sekalipun.”

Kami terdiam sejenak, menikmati suasana. Burung-burung berkicau, dedaunan bergetar lembut. Saber bersandar di pundakku, dan aku memeluknya pelan.

“Kau tahu,” katanya tiba-tiba, “setiap pagi bersamamu selalu membuatku bersyukur. Aku tidak butuh petualangan besar, cukup saat-saat kecil seperti ini.”

Aku tersenyum. “Dan aku tak butuh dunia lain, cukup kau di sisiku.”

Saber menatapku, lalu tersenyum lebar. “Kau memang pandai bicara, Suamiku.”
“Kalau begitu, biar kata-kata jadi caraku mencintaimu,” balasku sambil mengecup keningnya.

Pagi itu kami habiskan dengan obrolan ringan dan tawa kecil. Matahari semakin tinggi, tapi waktu seolah berjalan lambat ketika aku bersama dirinya.

Hari itu mungkin hanya hari Senin biasa bagi dunia, tapi bagiku—27 Oktober 2025 adalah pagi paling indah dalam hidupku.

1 month ago | [YT] | 20

Yuichis

Guys Sepertinya hari ini tidak akan upload dlu, Rese banget memory penuh

1 month ago | [YT] | 26

Yuichis

Guys Gw kehabisan ide ada saran gak😢

2 months ago (edited) | [YT] | 101

Yuichis

Buat Konten Halu Lagi Kah?

2 months ago | [YT] | 6

Yuichis

Pilihlah salah satu dari top 3 orang terkuat

2 months ago | [YT] | 10