S.K.

Satu Langkah Kecil Buat Desaku

Pagi itu, embun masih menempel di pucuk daun pisang, dan ayam jantan baru saja menuntaskan kokoknya yang terakhir. Aku berdiri di tepi sawah, memandangi garis cakrawala yang membelah langit dan bumi. Di sanalah desaku—tempat aku dilahirkan, tumbuh, dan belajar tentang arti sederhana dari hidup.

Dulu, aku ingin cepat pergi. Aku ingin mengenal kota, ingin tahu seperti apa dunia di luar pagar bambu yang mengelilingi rumahku. Tapi setelah bertahun-tahun merantau, aku menyadari, bukan gedung tinggi atau lampu malam yang membuat hati tenteram. Yang kurindukan selalu sama: suara jangkrik di malam hari, bau tanah basah setelah hujan, dan tawa anak-anak yang berlari di jalan setapak.

Kini aku kembali. Tidak dengan banyak uang, tidak juga dengan gelar yang panjang. Aku hanya membawa tekad: satu langkah kecil buat desaku.

Aku menanam pohon di tanah lapang bekas kebun kakek. Aku ajak anak-anak desa untuk menulis mimpinya di atas kertas, lalu kami gantungkan di rantingnya. Setiap minggu, kami datang lagi, menyiram pohon itu bersama, sambil membaca cita-cita kami yang tertulis di situ. Ada yang ingin jadi guru, ada yang ingin jadi dokter, dan ada pula yang hanya ingin menjaga sawah ayahnya agar tetap hijau.

Kadang aku berpikir, mungkin langkahku ini terlalu kecil. Tapi setiap kali aku melihat senyum mereka, aku tahu: sesuatu sedang tumbuh—bukan hanya pohon, tapi harapan.

Desaku tidak butuh banyak hal. Ia hanya butuh satu orang yang peduli, satu hati yang tak lelah mencintai, satu langkah kecil yang tulus dijalani. Dan jika setiap anak desa mengambil satu langkah kecil, mungkin suatu hari nanti, dunia akan tahu bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tanah kecil yang disebut rumah. 🌾
👉☕☕☕

1 month ago | [YT] | 5