Ustadz Tamzilul Furqon : Ini Lanjutan yang Kita Bahas Kemarin di Wall, Sekarang Paham kan Kalo Syahadah Itsbat Nasab Bisa dipalsukan Bekerjasama dengan Para Mafia Nasab International Pedagang Syahadah Nasab ???
Mereka Melakukan Jual Beli Gelar As-Sayyid As-Syarif BerModal Syahadah Itsbat Nasab Sperti ini Mulai Harga 4 juta Rupiah Hingga Seharga Masjid Mewah senilai 3 Miliar Rupiah....
Jadi Kalo Ada Org Pamer Syahadah Itsbat Nasab Lagi Jangan Kagetan & Jangan Gumunan Tanya kan Ke Naqib yang Asli dari Negeri tsb .....
Nasab Walisongo pun di palsukan Berkali kali hanya Demi Selembar Syahadah Itsbat Nasab Seperti ini. Bisnis yang Mengiurkan Bukan ???
NgaringanTV Official/IyehTube, Diam sesaat untuk menertawakan pasukan DUKUN 😜, Dan pembenci habaib, karena saya tidak cari uang seperti mereka,
“Habib Taufiq Tak Mondok?” — Sebuah Tuduhan dari Mereka yang Tak Sanggup Membedakan Ilmu dengan Ijazah
“Mana pesantrennya Habib Taufiq? Dia lulusan mana? Katanya ulama besar, tapi kok gak mondok?”
Begitulah nada minor yang sedang ramai digaungkan oleh kalangan anti-Habaib — seakan-akan ilmu hanya sah bila dicetak dalam amplop alumni, bukan dalam dada dan adab.
Padahal jika mereka mau membuka mata, bahkan membuka kitab, mereka akan tahu bahwa sanad keilmuan ulama seperti Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf tidak bisa diukur dengan meteran ijazah, tapi ditimbang dengan riyadhoh, khidmah, dan keilmuan yang ditanamkan turun-temurun.
🧓🏻 Didikan Pertama: Ayahandanya Sendiri
Habib Taufiq adalah putra dari Habib Abdul Qodir bin Husein Assegaf, ulama besar Pasuruan yang sangat dihormati. Sang ayah bukan hanya mengajarkan fikih dan tasawuf, tapi menanamkan nilai-nilai khidmah dan keikhlasan dakwah. Ia tidak sekadar membesarkan anaknya, tapi mendidik dan membentuknya langsung menjadi kader ulama sejak usia dini.
Bahkan, sejak kecil Habib Taufiq sudah terbiasa hadir di majelis-majelis para Habaib dan ulama di Pasuruan, kota yang dikenal sebagai gudangnya para alim dan waliyullah.
📚 Para Guru dan Sanad Ilmu
Berikut adalah beberapa guru yang tercatat secara lisan maupun tulisan dalam riwayat beliau:
1. Al-Habib Ahmad bin Hadi Al-Hamid (Pasuruan)
Ulama besar Pasuruan yang dikenal alim dan zuhud. Beliau merupakan guru senior dan tempat bertanya Habib Taufiq dalam banyak persoalan fiqh dan dakwah.
2. Al-Habib Umar bin Hasyim Ba’agil (Surabaya)
Dikenal sebagai ulama besar yang memiliki banyak murid dan pengaruh di kawasan Jawa Timur. Habib Taufiq rutin berguru dan mondar-mandir antara Pasuruan–Surabaya untuk menimba ilmu dari beliau. Ini bukan kegiatan satu-dua minggu, tapi bertahun-tahun lamanya.
3. Habib Muhammad Anis bin Alwi Al-Habsyi (Solo)
Pemegang sanad Simtudduror dan banyak kitab klasik. Habib Taufiq menerima ijazah dari beliau dalam beberapa kesempatan.
4. Habib Zein bin Smith (Bogor)
Ulama besar yang terkenal dalam ilmu hadits dan sanad. Hubungan beliau dengan Habib Taufiq kuat dalam hal keilmuan dan warisan sanad.
⏳ Belajar Tanpa Pesantren Itu Bukan Aib — Justru Itulah Tradisi Asli Islam
Mari kita ingat sejenak: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali — tidak satu pun dari mereka “mondok di pesantren”. Tidak pula Hasan al-Bashri, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, atau Imam Bukhari. Mereka belajar langsung dari guru ke guru, dari majelis ke majelis, di masjid, di rumah, di perjalanan.
Sanad bukan dicetak di ijazah, tapi di dada dan lisannya para ulama. Ijazah bukan pada kertas, tapi pada kepercayaan guru terhadap muridnya untuk menyampaikan ilmu secara amanah.
Tradisi talaqqi (berguru langsung) ini diwariskan dari Rasulullah ﷺ kepada sahabat, dari sahabat kepada tabi’in, dan terus mengalir hingga ke ulama-ulama seperti Habib Taufiq.
Jadi kalau ada yang bilang “beliau gak mondok, berarti gak punya ilmu”—itu bukan hanya keliru, tapi membuktikan bahwa mereka tidak kenal sejarah Islam.
🕌 Pusat Ilmu: Pesantren Suniyyah Salafiyah
Habib Taufiq bukan hanya penimba ilmu, tapi pengasuh dan pendiri pesantren:
Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah (Putra), Pasuruan
Pondok Pesantren Az-Zahra (Putri), Pasuruan
Di pesantren inilah beliau membina ribuan santri, mendidik dari dasar hingga menjadi khatib, dai, hingga guru pondok. Bukan hanya kitab kuning yang diajarkan, tapi juga adab keilmuan dan tradisi dakwah bil hikmah.
🗣️ Mengapa Tidak Ada Label “Mondok”?
Ini pengakuan jujur dari beliau sendiri:
> “Saya tidak belajar secara formal di pesantren besar atau luar negeri, tapi saya menimba ilmu langsung dari para ulama dengan cara talaqqi dan musyafahah. Mereka membuka rumah mereka untuk saya.” (Pernyataan Habib Taufiq dalam wawancara lokal dan beberapa ceramah)
Ini adalah gaya pendidikan tradisional Ahlussunnah — sebelum ada ijazah, ada adab. Sebelum ada lembaga, ada majelis. Dan Habib Taufiq tumbuh dalam semua itu.
🔥 Penutup
Jadi, siapa yang berani menyamakan “tak mondok” dengan “tak berilmu”? Barangkali hanya mereka yang:
Terlalu sibuk membaca nama pesantren orang, hingga lupa membaca isi kitabnya sendiri.
Terlalu kagum pada almamater, tapi buta terhadap sanad dan pengaruh ulama di masyarakat.
Atau... mungkin juga, iri pada pengaruh Habib Taufiq yang tak mereka capai walau dengan tiga ijazah sekaligus.
Daftaf korban yang di rawat di RS Siaga Medika : a. Nama : Khaerul Farid dari kubu PWI-LS (Luka di bagian kepala) Alamat : Desa. jogoloyo kec.wonosalam b. Nama : Rizqi Nur Fauzidari kubu PWI-LS (tangan kanan tidak bisa di gerakan) Alamat : Desa Mejagong Kec. Randudongkal c. Nama : Ahmad Warsono dari kubu PWI-LS (Luka Kepala bagian belakang) Alamat : Brebes d. Nama : Khaerul Anam dari kubu PWI-LS (Robek belakang Kepala) Aamat : Desa Karangkembang RT.6 RW.01 Kec. Ngalian Kab. Kebumen e. Nama : Mahmudi dari kubu PWI-LS (Luka bagian hidung) Alamat : Karanglawet RT 8 RW 2 Kec. Telogorejo Kab. Demak. f. Nama : Mono dari kubu PWI-LS asal Karanganyar Solo (luka kepala bagian belakang dan wajah).
1 orang korban dari PWI-LS belum bisa di mintai keterangan karena belum sadar.
Korban dari kepolisian : a. Nama : Muhammad Bintoro ( Luka Sobek Pelipis Kanan) Pangkat Bripka Samapta Polres Pemalang. b. Nama : Nicolas Adji Wicaksono (Luka Kepala kanan belakang) Pangkat Bripda Samapta Polres Pemalang.
• Daftar korban yang di rawat di RS al-ikhlas : a. Nama : Pono dari kubu PWI-LS (luka robek di bibir dan jari kiri) asal dari Karanganyar.
1 orang korban belum bisa dimintai keterangan karena belum sadar.
*Nb* *( Alhamdulillah dari laskar/Muhibbin/GPK tidak ada yg rawat inap di RS )*
Saya kira dukun ini kebal senjata nuklir, anehnya merasa jadi korban 🤔. Datang tak di undang bawa (PENTUNGAN) Siapa yg rugi? Ada yg tahu rekeningnya, ayo kita sumbang para dukun kasian korban DOKTRIN IMAD & ABBAS
IyehTube
🫣
4 months ago | [YT] | 72
View 25 replies
IyehTube
Beliau di serang dari segala arah, tapi yang saya kagumi tidak pernah terpancing sama sekali.
Al-habib lutfi bin Yahya
4 months ago | [YT] | 141
View 56 replies
IyehTube
Sejuk, tapi dukun kepanasan
4 months ago | [YT] | 65
View 18 replies
IyehTube
Ustadz Tamzilul Furqon :
Ini Lanjutan yang Kita Bahas Kemarin di Wall, Sekarang Paham kan Kalo Syahadah Itsbat Nasab Bisa dipalsukan Bekerjasama dengan Para Mafia Nasab International Pedagang Syahadah Nasab ???
Mereka Melakukan Jual Beli Gelar As-Sayyid As-Syarif BerModal Syahadah Itsbat Nasab Sperti ini Mulai Harga 4 juta Rupiah Hingga Seharga Masjid Mewah senilai 3 Miliar Rupiah....
Jadi Kalo Ada Org Pamer Syahadah Itsbat Nasab Lagi Jangan Kagetan & Jangan Gumunan Tanya kan Ke Naqib yang Asli dari Negeri tsb .....
Nasab Walisongo pun di palsukan Berkali kali hanya Demi Selembar Syahadah Itsbat Nasab Seperti ini. Bisnis yang Mengiurkan Bukan ???
NgaringanTV Official/IyehTube, Diam sesaat untuk menertawakan pasukan DUKUN 😜, Dan pembenci habaib, karena saya tidak cari uang seperti mereka,
Sumber: FB,Raden Linawati
4 months ago (edited) | [YT] | 31
View 5 replies
IyehTube
“Habib Taufiq Tak Mondok?” — Sebuah Tuduhan dari Mereka yang Tak Sanggup Membedakan Ilmu dengan Ijazah
“Mana pesantrennya Habib Taufiq? Dia lulusan mana? Katanya ulama besar, tapi kok gak mondok?”
Begitulah nada minor yang sedang ramai digaungkan oleh kalangan anti-Habaib — seakan-akan ilmu hanya sah bila dicetak dalam amplop alumni, bukan dalam dada dan adab.
Padahal jika mereka mau membuka mata, bahkan membuka kitab, mereka akan tahu bahwa sanad keilmuan ulama seperti Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf tidak bisa diukur dengan meteran ijazah, tapi ditimbang dengan riyadhoh, khidmah, dan keilmuan yang ditanamkan turun-temurun.
🧓🏻 Didikan Pertama: Ayahandanya Sendiri
Habib Taufiq adalah putra dari Habib Abdul Qodir bin Husein Assegaf, ulama besar Pasuruan yang sangat dihormati.
Sang ayah bukan hanya mengajarkan fikih dan tasawuf, tapi menanamkan nilai-nilai khidmah dan keikhlasan dakwah. Ia tidak sekadar membesarkan anaknya, tapi mendidik dan membentuknya langsung menjadi kader ulama sejak usia dini.
Bahkan, sejak kecil Habib Taufiq sudah terbiasa hadir di majelis-majelis para Habaib dan ulama di Pasuruan, kota yang dikenal sebagai gudangnya para alim dan waliyullah.
📚 Para Guru dan Sanad Ilmu
Berikut adalah beberapa guru yang tercatat secara lisan maupun tulisan dalam riwayat beliau:
1. Al-Habib Ahmad bin Hadi Al-Hamid (Pasuruan)
Ulama besar Pasuruan yang dikenal alim dan zuhud. Beliau merupakan guru senior dan tempat bertanya Habib Taufiq dalam banyak persoalan fiqh dan dakwah.
2. Al-Habib Umar bin Hasyim Ba’agil (Surabaya)
Dikenal sebagai ulama besar yang memiliki banyak murid dan pengaruh di kawasan Jawa Timur. Habib Taufiq rutin berguru dan mondar-mandir antara Pasuruan–Surabaya untuk menimba ilmu dari beliau. Ini bukan kegiatan satu-dua minggu, tapi bertahun-tahun lamanya.
3. Habib Muhammad Anis bin Alwi Al-Habsyi (Solo)
Pemegang sanad Simtudduror dan banyak kitab klasik. Habib Taufiq menerima ijazah dari beliau dalam beberapa kesempatan.
4. Habib Zein bin Smith (Bogor)
Ulama besar yang terkenal dalam ilmu hadits dan sanad. Hubungan beliau dengan Habib Taufiq kuat dalam hal keilmuan dan warisan sanad.
⏳ Belajar Tanpa Pesantren Itu Bukan Aib — Justru Itulah Tradisi Asli Islam
Mari kita ingat sejenak: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali — tidak satu pun dari mereka “mondok di pesantren”. Tidak pula Hasan al-Bashri, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, atau Imam Bukhari. Mereka belajar langsung dari guru ke guru, dari majelis ke majelis, di masjid, di rumah, di perjalanan.
Sanad bukan dicetak di ijazah, tapi di dada dan lisannya para ulama.
Ijazah bukan pada kertas, tapi pada kepercayaan guru terhadap muridnya untuk menyampaikan ilmu secara amanah.
Tradisi talaqqi (berguru langsung) ini diwariskan dari Rasulullah ﷺ kepada sahabat, dari sahabat kepada tabi’in, dan terus mengalir hingga ke ulama-ulama seperti Habib Taufiq.
Jadi kalau ada yang bilang “beliau gak mondok, berarti gak punya ilmu”—itu bukan hanya keliru, tapi membuktikan bahwa mereka tidak kenal sejarah Islam.
🕌 Pusat Ilmu: Pesantren Suniyyah Salafiyah
Habib Taufiq bukan hanya penimba ilmu, tapi pengasuh dan pendiri pesantren:
Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah (Putra), Pasuruan
Pondok Pesantren Az-Zahra (Putri), Pasuruan
Di pesantren inilah beliau membina ribuan santri, mendidik dari dasar hingga menjadi khatib, dai, hingga guru pondok. Bukan hanya kitab kuning yang diajarkan, tapi juga adab keilmuan dan tradisi dakwah bil hikmah.
🗣️ Mengapa Tidak Ada Label “Mondok”?
Ini pengakuan jujur dari beliau sendiri:
> “Saya tidak belajar secara formal di pesantren besar atau luar negeri, tapi saya menimba ilmu langsung dari para ulama dengan cara talaqqi dan musyafahah. Mereka membuka rumah mereka untuk saya.”
(Pernyataan Habib Taufiq dalam wawancara lokal dan beberapa ceramah)
Ini adalah gaya pendidikan tradisional Ahlussunnah — sebelum ada ijazah, ada adab. Sebelum ada lembaga, ada majelis. Dan Habib Taufiq tumbuh dalam semua itu.
🔥 Penutup
Jadi, siapa yang berani menyamakan “tak mondok” dengan “tak berilmu”?
Barangkali hanya mereka yang:
Terlalu sibuk membaca nama pesantren orang, hingga lupa membaca isi kitabnya sendiri.
Terlalu kagum pada almamater, tapi buta terhadap sanad dan pengaruh ulama di masyarakat.
Atau... mungkin juga, iri pada pengaruh Habib Taufiq yang tak mereka capai walau dengan tiga ijazah sekaligus.
Sumber :Tamzilul Furqon Takmir Angkringan
4 months ago | [YT] | 39
View 32 replies
IyehTube
Sejak kejadian kemarin ormas dukun malah jarang muncul 😂
4 months ago | [YT] | 31
View 23 replies
IyehTube
Foto yang membuat para dukun panas dingin,
5 months ago | [YT] | 145
View 17 replies
IyehTube
Daftaf korban yang di rawat di RS Siaga Medika :
a. Nama : Khaerul Farid dari kubu PWI-LS (Luka di bagian kepala)
Alamat : Desa. jogoloyo kec.wonosalam
b. Nama : Rizqi Nur Fauzidari kubu PWI-LS (tangan kanan tidak bisa di gerakan)
Alamat : Desa Mejagong Kec. Randudongkal
c. Nama : Ahmad Warsono dari kubu PWI-LS (Luka Kepala bagian belakang)
Alamat : Brebes
d. Nama : Khaerul Anam dari kubu PWI-LS (Robek belakang Kepala)
Aamat : Desa Karangkembang RT.6 RW.01 Kec. Ngalian Kab. Kebumen
e. Nama : Mahmudi dari kubu PWI-LS (Luka bagian hidung)
Alamat : Karanglawet RT 8 RW 2 Kec. Telogorejo Kab. Demak.
f. Nama : Mono dari kubu PWI-LS asal Karanganyar Solo (luka kepala bagian belakang dan wajah).
1 orang korban dari PWI-LS belum bisa di mintai keterangan karena belum sadar.
Korban dari kepolisian :
a. Nama : Muhammad Bintoro ( Luka Sobek Pelipis Kanan) Pangkat Bripka Samapta Polres Pemalang.
b. Nama : Nicolas Adji Wicaksono (Luka Kepala kanan belakang) Pangkat Bripda
Samapta Polres Pemalang.
• Daftar korban yang di rawat di RS al-ikhlas :
a. Nama : Pono dari kubu PWI-LS (luka robek di bibir dan jari kiri) asal dari Karanganyar.
1 orang korban belum bisa dimintai keterangan karena belum sadar.
*Nb* *( Alhamdulillah dari laskar/Muhibbin/GPK tidak ada yg rawat inap di RS )*
5 months ago | [YT] | 50
View 33 replies
IyehTube
Saya kira dukun ini kebal senjata nuklir, anehnya merasa jadi korban 🤔. Datang tak di undang bawa (PENTUNGAN) Siapa yg rugi? Ada yg tahu rekeningnya, ayo kita sumbang para dukun kasian korban DOKTRIN IMAD & ABBAS
5 months ago | [YT] | 38
View 35 replies
IyehTube
Warning bahaya gabung pasukan dukun.
5 months ago | [YT] | 99
View 20 replies
Load more