Bukan Ustadz, Al Quran dan As Sunnah serta memahaminya berdasarkan pemahaman Salafush Shaleh, Jauhi Kesyirikan dan Kebidahan, tukang repost dakwah,


Andry Nur Iman

"Benarkah hanya mengucapkan dua kalimat syahadat pasti masuk surga ?"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إٍلَهَ اٍلاَّ اللهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّة

“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka ia (dijamin) masuk surga.” (HR. Ibnu Hibban no. 4 dan 7, Mawaariduzh Zham’an)

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

Dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan-Nya, dan bahwasanya Isa adalah hamba Allah dan anak dari budak wanita-Nya serta kalimat-Nya yang ia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya. Bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya. Allah akan masukkan ke dalam surga lewat pintu surga yang delapan sekehendaknya.” (HR. Bukhari, no. 3252 dan Muslim, no. 28)

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

“Barang siapa yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah disertai dengan menunaikan hak dan kewajiban (dari kalimat tauhid tersebut), niscaya dia masuk surga.” ( Al-Hujjah Fii Bayaanil Mahajjah 11 / 152 ).

Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah mengatakan,

“Sabdanya ‘Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah’ maksudnya barangsiapa yang mengucapkan kaliamat tersebut dengan mengetahui maknanya, mengamalkan konsekuensinya, baik secara zahir maupun batin. Oleh karena itu, sebuah keharusan dalam ucapan dua kalimat syahadat tersebut adanya pengetahuan tentang kalimat tersebut, yakin, dan mengamalkan konsekuensinya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Maka ketahuilah! Bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah.” (QS. Muhammad: 19) dan firman-Nya, “Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka mengilmuinya.” (QS. Az-Zukhruf: 86). Adapun mengucapkan kaliamat tersebut tanpa mengetahui maknanya, tidak juga dengan rasa keyakinan, dan beramal dengan konsekuensinya berupa berlepas diri dari kesyirikan dan ikhlas dalam berucap dan beramal, ucapan di sini meliputi ucapan hati dan lisan dan amalan mencakup amalan hati dan anggota badan, maka yang demikian tidak bermanfaat menurut kesepakatan ulama.

Imam Al-Qurthubi mengatakan dalam Al-Mafham ‘ala Shahih Muslim pada Bab Tidak Cukup Hanya Menlafdzkan Dua Kaliamat Syahadat, harus dengan keyakinan hati. Dengan demikian terbantahlah penyimpangan orang-orang Murji’ah, mereka mengatakan, mengucapkan dua kalimat syahadat saja cukup menjadi syarat keimanan. Pembicaraan dalam bab ini menunjukkan kesalahan pendapat Murji’ah tersebut. Karena pendapat tersebut berkonsekuensi membenarkan kemunafikan, orang munafik mengucapkan syahadat tetapi hati mereka tidak membenarkan dan meyakininya…”

Dalam hadis ini juga dikatakan “Barangsiapa bersaksi”, persaksian tidak dianggap sah kecuali dengan ilmu, yakin, ikhlas, dan jujur. (Fathu Al-Majid, Hal.36)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

“Barangsiapa yang merealisasikan tauhid, ditandai dengan hati yang penuh dengan iman, tauhid, ikhlas dan dibenarkan dengan amalan, dia tunduk kepada perintah-perintah Allah ‘azza wa jalla dan tidak mengotorinya dengan terus-menerus melakukan perbuatan maksiat, maka dia akan masuk surga tanpa hisab, bahkan termasuk orang-orang yang pertama memasuki dan menempatinya.” (Al-Qoulus Sadiid Fii Maqaashidit Tauhid, hlm: 28 – 29)

Syeikh Ibnu Baz –rahimahullah- berkata:

“Barang siapa yang meninggal dunia dengan bertauhid dan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia termasuk penghuni surga, meskipun ia telah melakukan zina atau mencuri, demikian juga jika ia telah melakukan maksiat lainnya, seperti durhaka, riba, persaksian palsu, atau yang lainnya. Karena pelaku maksiat itu (kedudukannya) berada di bawah kehendak Allah, jika Dia berkehendak, Dia akan mengampuninya, jika Dia berkehendak Dia akan mengadzabnya sesuai dengan kadar kemaksiatannya jika ia meninggal dunia belum bertaubat. Jika dia masuk neraka dan diadzab, dia tidak kekal di dalamnya, akan tetapi ia akan dikeluarkan dari neraka untuk menuju surga setelah disucikan dan dibersihkan”. (Fatawa Nur ‘Ala Darb: 6/51)




konsultasisyariah.com/9962-mengucapkan-syahadat.ht…

Baca selengkapnya muslimah.or.id/9422-kunci-surga.html

3 years ago | [YT] | 5